1582841jvd5ozi2bu

Monday, July 29, 2013

Tips Menjadi Wanita Idaman

Wanita adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk yang indah, apapun yang ada pada diri wanita adalah sesuatu yang indah. Indah dipandang, indah dikhayalkan, indah dirasakan. Karena keindahan daya tarik wanita sehingga bisa memikat kaum Adam. Itulah gambaran keindahan wanita, namun sudahkan menjadi wanita idaman. 1. Idaman dalam kiprahnya. Idaman dalam pengertian yang luas, bahwa didalam keluarga, bagi anak dan suaminya. Wanita didalam keluarga dituntut untuk berperan ganda sebagai ibunya anak-anak, sebagai istrinya suami, sebagai pengatur dalam urusan rumah tangga. Hal seperti ini bila dipilah-pilah nampak semakin banyak dan seakan berat dan tidak dapat dijalankan. Namun hal seperti ini bila dibiasakan dari hal yang kecil dan terus membiasakan diri sehingga menjadi kebiasaan. Contohnya bangun pagi pada setiap pagi hari pada awalnya adalah berat, apalagi bila kebiasaan dalam keluarganya setiap pagi hari anak dibiasakan bangun sesadarnya saja. Orang tua bila shalat tidak pernah mengingatkan anaknya agar bangun untuk shalat. Maka setelah berumah tangga wanita seperti ini akan selalu membawa kebiasaan lama. Padahal banyak wanita-wanita karier, wanita pekerja, wanita PNS yang terbiasa bangun pagi, bahkan sebelum masuk waktu subuh, karena mereka sudah bangun untuk menegakkan qiyamul lail. Pada pagi hari telah terbiasa menyiapkan hidangan untuk anak-anak, suami, pakaian anak-anak. Bila ditanyakan kepada mereka akan dijawab dengan ringan, kebiasaan ini kalau diniatkan karena ibadah maka akan terasa ringan. Balik kita bertanya kok bisa ringan, mereka menjawab “kita seperti ini kan dilakukan ketika sehat, kalau sakit tidak bisa, sehat itu mahal harganya, kenapa ketika sehat tidak diimbangi dengan meningkatkan rasa syukur kepada Allah dengan meningkatkan ibadah, diantaranya mengurus rumah tangga seperti ini. Ternyata wanita seperti ini seakan tidak pernah merasa capek. Didalam masyarakatpun aktif dalam kegiatan sosial, aktif di Ormas, PKK, Dharma Wanita, Majlis Taklim dan sebagainya. Mereka ringan membantu terhadap saudara-saudara yang tidak mampu dan membutuhkan pertolongan. Bahkan dalam kegiatan keagamaan selalu aktif dan memotifasi kepada anak-anaknya untuk menjalankan shalat jama’ah di masjid, menggalang dana zakat dan dana sosial lainnya untuk kepentingan agama, sehingga patut baginya menjadi teladhan dalam kehidupan masyarakat. Wanita ini tidak ada puasnya untuk selalu belajar dan tidak ada bosannya untuk mengajarkan ilmunya. Begitu banyak kiprahnya dalam kehidupan masyarakat, tidak pernah memperhitungkan untung dan ruginya, tidak pernah pilih-pilih dalam memberikan pertolongan. Dan bila ada kegiatan sosial selalu tampil didepan. Maka dialah wanita yang selalu dicari oleh kaumnya karena keteladanan dalam menjalankan kebaikan. Maka wanita ini akan selalu bahagia sepanjang hayatnya, dimana-mana terdapat saudara. Segala ucapan dan curahan hati serta buah pikiran menjadi sumber nasehat dan penuh bagi kaumnya. 2. Idaman dalam usia. Usia tidak menjamin seseorang dipandang dewasa. Sifat suka meniru, ketergantungan, manja, malas adalah merupakan sifat kekanak-kanakan. Sehingga walaupun dari segi usia dipandang sudah dewasa namun ketika dihadapkan dengan suatu permasalahan tidak bisa mencari solusi. Karena kedewasaan seseorang bisa diterpa karena proses pendidikan, karena dengan pendidikan seseorang akan dilatih untuk berfikir kritis, realistis, runtut dan ilmiah. Karena itu biasanya orang yang tidak mengenyam pendidikan maka cara berfikir amat praktis, dangkal dan sporadis. Karena itu amat rugi bagi anak-anak dan remaja yang tidak mau mengenyam pendidikan padahal kesempatan terbuka dengan lebar. Tapi enggan mengenyam pendidikan. Mereka kadang berfikir sempit, bahwa sekolah tidak menjamin hidupnya kelak akan bahagia, contohnya dia dan dia berpendidikan tinggi tapi juga akhirnya menganggur. Untuk mencari makan sehari-hari saja susah. Bandingkan dengan dia dan dia tidak pernah sekolah bahkan tidak bisa baca tulis tapi ternyata hidupnya lebih mapan, punya usaha dan karyawan, rumah dan kendaraan mewah. Mengapa harus sekolah. Orang yang demikian tidak melihat prosentase, hanya melihat sesuatu yang ada satu atau dua orang menjadi konklusi. Tidak sadar bahwa sesungguhnya rizki, jodoh dan mati adalah sudah menjadi qodrat dan irodat Allah. Manusia hanya bisa mengupayakan, keputusan di tangan Allah. Orang yang berpendidikan bila menghadapi masalah akan mencari penyelesaian dikaji dalam beberapa sektor, selalu mempertimbangkan akibatnya. Mendahulukan akal dari pada otot, mendahulukan hati dari pada nafsu. Disamping proses pendidikan, orang yang sering diterpa masalah, bahkan satu masalah belum selesai sudah muncul masalah yang lain. Hal ini akan membuat seseorang lebih dewasa. Rasulullah Muhammad SAW sejak kecil sudah terbiasa menghadapi masalah, sehingga beliau teruji. Ketika orang-orang Qurais berbeda pendapat, bahwa semua merasa berhak untuk meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya, maka Rasulullah menyampaikan usulnya dengan menggelar kain lalu Hajar Aswad diletakkan ditengahnya. Semua orang memegang dan mengangkat kain sehingga semua orang merasa mengangkat bersama, maka pertikaian dapat dihindarkan. 3. Idaman dalam menerapkan moralitas Islam. Dalam bersikap, bertutur kata serta berbuat dengan berdasarkan pada syari’at Islam. Islam baginya menjadi way of life, Islam sebagai petunjuk, jalan dan solusi atas segala masalah kehidupan manusia. Tidak ada aturan yang lengkap, dinamis, aktual kecuali Islam. Bagaimanakah pergaulan muda- mudi yang kadang berhadapan dengan dua pilihan yang sulit untuk diputuskan. Maka keyakinan tetap terpatri bahwa Allah yang menciptakan masalah, dan memberikan masalah, dan hanya dengan memohon kepada Allah maka masalah akan teratasi. Moralitas memang harus berpangkal dari tauhid yang lurus, tanpa idiologi yang kuat maka moral mudah terombang-ambingkan. Ada sedikit masalah sudah lupa ingatan, melihat perilaku para artis dan selebritis akan berupaya untuk meniru bagaimanakah bila yang ditiru itu berjalan pada koridor moralitas Islam tentu dapat diteladani, namun bila melenceng dari rel yang benar maka tidak harus ditiru bahkan harus dijauhkan. Namun bila hantaman pengaruh makin kuat tidak diimbangi dengan aqidah yang kuat maka akan hanyut, seperti sebatang kayu yang hanyut pada arus sungai. Semakin kuat melawan maka semakin berat beban yang ditanggung. Wanita idaman selalu menerapkan idiologi yang lurus sehingga menjadi moralitas yang baik, enak dirasakan, sedap dipandang, bagus untuk diteladani. - See more at: http://www.untajiaffan.com/2013/06/menjadi-wanita-idaman.html#sthash.N7ggsHo2.dpuf

0 comments:

Post a Comment